Kamis, 23 Desember 2021

PENJELASAN SINGKAT TENTANG & STRUKTUR DIDALAM LARAVEL

 

Apa Itu Laravel?

Laravel adalah framework atau platform yang berfungsi untuk mengembangkan aplikasi web dengan bahasa pemrograman PHP.

Di  websitenya, Laravel dengan jelas, Laravel menyatakan diri sebagai “The PHP Framework for Web Artisans.” Artinya, Laravel dirancang untuk seniman website.

Karena itu, Laravel cocok bagi Anda yang ingin mengembangkan aplikasi dengan cara elegan. Hingga saat ini, Laravel telah membangun lebih dari 1 juta website. Bahkan, perusahaan komedi terkenal sekelas 9GAG pun juga menggunakan framework ini, lho! 

Aplikasi web sendiri merupakan aplikasi yang dapat diakses melalui web browser saat tersambung dengan internet. Sehingga, pengguna tidak harus menginstal aplikasinya pada ponsel.

Jika Anda bertanya asal usul kelahiran nama Laravel kepada penciptanya, mungkin Anda akan merasa gemas. Taylor Otwell memilih nama itu karena memiliki bunyi yang mirip dengan Cair Paravel, istana dalam novel Narnia.

Yap, sesuai imajinasi Anda, istana lekat dengan penampilan yang megah dan kehidupan mewah. Dengan menjadi raja atau ratu, kebutuhan Anda dapat terpenuhi dengan mudah.

Nah, Laravel pun juga demikian. Framework ini  mampu menjadi istana coding yang developer butuhkan. Di sini tersedia berbagai jenis PHP Library dan fitur yang sangat kaya.

Dengan begitu, Laravel akan memudahkan Anda dalam mengembangkan web. Anda juga bisa membuat aplikasi web dengan cepat.

Struktur Folder Laravel

Selesai menginstal Laravel, pasti Anda makin tidak sabar untuk belajar Laravel. Anda mencoba membuat web app pertama Anda. Namun, sesaat kemudian Anda menemukan app folder berisi berbagai folder dan file yang namanya asing.


Nah, untuk menghapus rasa bingung Anda, kami akan menjelaskan struktur folder Laravel ini.

App

Yang pertama, folder App. Folder ini berisi kode inti yang terdiri dari lima folder, yaitu:

  • Console, folder ini berisi semua perintah Artisan yang dibuat dengan make:command;
  • Exception, folder ini berisi semua handler pengecualian dan folder ini bagus untuk menambahkan class yang sudah disesuaikan sendiri untuk menangani pengecualian yang diberikan aplikasi;
  • Http, folder ini berisi fungsi controllers, middleware dan requests;
  • Models, ini adalah direktori baru yang ditambahkan sejak Laravel 8. Fungsinya untuk menyimpan file Model;
  • Providers, folder ini berisi semua penyedia layanan (service provider) untuk aplikasi. Penyedia layanan (service provider) merupakan tempat utama untuk bootstrap Laravel atau bisa diartikan sebagai bagian utama untuk mengkonfigurasi aplikasi.

Bootstrap

Berikutnya, ada Bootstrap. Folder ini berisi semua framework bootstrap begitu juga dengan file konfigurasi. Folder ini juga memuat direktori Cache yang berisi file cache yang dihasilkan oleh framework.

Config

Folder ini berisi semua file konfigurasi aplikasi.

Database

Folder ini berisi semua database migrasi dan seeds.

Public

Folder ini berisi semua assets seperti gambar, file javascript, dan CSS.

Resources

Folder ini berisi assets mentah seperti file LESS & Sass, pengaturan waktu, dan bahasa.

Routes

Folder ini berisi semua rute yang didefinisikan pada aplikasi.

Storage

Folder ini berisi penyimpanan App, seperti unggahan file, cache, dan log.

Test

Folder ini berisi semua file percobaan.

Vendor

Folder ini berisi semua file dependency.

Melakukan Konfigurasi

Sekarang, Anda sudah lebih memahami struktur folder dan fitur Laravel. Namun, rasanya masih kurang jika Anda belum melakukan konfigurasi atau pengaturan agar framework lebih siap pakai.

Karena itu, kami akan membahas konfigurasi dasar yang disarankan untuk Anda lakukan.

1. Amankan Data Menggunakan Application Key

Konfigurasi pertama yaitu mengamankan data. Jika kunci ini tidak diterapkan, bisa membahayakan aktivitas pengguna dan datanya.

Nah, pengamanan ini dapat dilakukan dengan mengubah application key (kunci aplikasi) ke string acak.

Caranya, Anda bisa mengeksekusi perintah php artisan key:generate.  Akan ada file .env pada direktori root yang berisi string dengan panjang 32 karakter. Jika tidak ada, Anda bisa menyalin file .env.example menjadi file .env.

2. Konfigurasi Environment

Dari tahap konfigurasi sebelumnya, Anda sudah mendapatkan file .env ataupun file .env.example. Kedua file ini akan berada di bawah folder vendor.


Nah, selain untuk mengamankan data, file .env juga berperan mengatur konfigurasi environment, lho.

Environment perlu diatur karena setiap developer memerlukan konfigurasi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan aplikasi. Misalnya seperti penentuan database, email server, dan lain-lain.

Jika berkolaborasi dengan tim, Anda bisa menyertakan file .env.example bersamaan dengan aplikasi. Isinya berupa contoh file konfigurasi yang sudah diisi dengan nilai-nilai tertentu. Dengan begitu, tim akan mengetahui variabel apa saja yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi.

3. Pengaturan untuk Direktori Public

Pada kasus tertentu, web server tidak bisa langsung memanggil file index.php yang berada pada folder public Laravel. Jadi Anda perlu mengarahkan web server untuk memanggil dokumen atau web root ke folder public.

Perlu diketahui, jika Anda menjalankan Laravel pada web server lokal, maka Anda perlu mengubah hak akses pada folder storage dan bootstrap/cache menjadi 777 dengan chmod.

$ chmod 777 -R /blog/storage
$ chmod 777 -R /blog/bootstrap/cache

Folder “blog” merupakan folder instalasi Laravel. Jika hak akses ini diatur, Anda bisa mengakses file indeks tanpa perlu menjalankan perintah “php artisan serve”. Akan tetapi, folder harus berada pada folder web server.

4. Pengaturan Cache

Supaya aplikasi dapat berjalan dengan cepat, Anda harus mengatur cache pada Laravel dengan menggunakan perintah config:cache pada saat proses produksi.

$ php artisan config:cache

5. Konfigurasi Lain

Jika Anda ingin mengatur konfigurasi lain seperti pengaturan timezone locale pada config/app.php yang bisa Anda sesuaikan dengan kebutuhan aplikasi.

Semua konfigurasi file ada di folder config, jadi Anda bisa membuka folder tersebut untuk mengetahui apa saja konfigurasi yang disediakan.

Mengenal Mode Pemeliharaan pada Laravel 

Pasti, akan datang saatnya Anda melakukan perbaikan pada aplikasi. Tentunya, sangat mengganggu bukan jika selama proses perbaikan Anda terus menerima notifikasi error dari pengunjung?

Nah, untuk mengatasinya, silakan nyalakan maintenance mode. Dengan maintenance mode, Anda bisa lebih fokus dan nyaman dalam memperbaiki aplikasi. Sebab, tidak ada antrian error yang Anda terima.

Selain itu, Anda juga bisa menampilkan halaman pemeliharaan kepada pengunjung atau mengarahkan mereka ke halaman lainnya.

Untuk mengaktifkan mode pemeliharaan, Anda bisa menggunakan perintah berikut:

$ php artisan down

Maka pada aplikasi akan muncul halaman mode pemeliharaan atau yang dikenal dengan Error 503.


Sumber: dribbble.com

Jika sudah selesai, silakan matikan mode pemeliharaan dengan perintah up.

$ php artisan up

Tampilan fitur mode bisa Anda atur pada folder resources/views/errors.

Demikian penjelasan singkat tentang laravel berserta struktur didalamnya,

terima kasih.

0 komentar:

Posting Komentar